Outcome Kajian 5.0
Efektifitas Pemberian akar Ginseng Jawa (Talinum panilucatum Gaertn) terhadap Peningkatan Produktifitas Ternak
Menurut kementrian pertanian produksi daging sapi lokal diprediksi belum mampu penuhi kebutuhan ketersediaan produksi daging sapi lokal untuk kebutuhan nasional. Pernyataan ini juga diperkuat dengan Badan Pusat Statistik pada tahun 2018 mengenai kebutuhan daging sapi potong di Indonesia baru terpenuhi 75% untuk kebutuhan dalam negeri. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian meluncurkan program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus siwab) melakukan program Inseminasi Buatan dan Intensifikasi Kawin Alam sebagai jalan keluar untuk akselerasi percepatan pemenuhan target kebutuhan sapi didalam negeri. Dalam program tersebut faktor yang terpenting dalam peningkatan populasi adalah dengan manajemen reproduksi indukan. Namun demikian, hal terpenting yang menjadi faktor utama adalah kualitas semen yang baik yang dapat ditentukan atas keberhasilannya dalam memeningkatkan produktifitas ternak.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas spermatozoa adalah dengan pemberian akar gingseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn) yang telah diteliti manfaatnya. Tanaman ini tumbuh di Indonesia dan diketahui memiliki banyak manfaat yang didapatkan dari kandungannya seperti Saponin, Flavonoid, Panasena,Asam panasx, dan Steroid (B- Sitosterol). Kandungann Steroid (B-Sitosterol ) merupakan kandungan yang diteliti membawa pengaruh besar terhadap kualitas dan kuantitas spermatozoa dengan pemberian kepada ternak dalam jumlah yang masih dalam dalam batas wajar (100 mg/kg BB). Kandungan ini mirip dengan kolesterol yang berfungsi menjaga fluiditas membran spermatozoa dengan mengontrol gerakan fosfolipid yang membuat struktur memran plasma memiliki struktur lebih kompak yang akan melindungi tudung akromosom dari kepala sel spermatozoa. Terdapat banyak penelitian yang menentang dan mendukung pemberian gingseng jawa. Penelitian yang menentang pemberian akar gingseng jawa Widyani (2006) ini menyatakan bahwa pemberian gingseng jawa akan mengganggu spermatogenegis, dapat menurunkan kualitas dan kecepatan gerak sperma, dan secara signifikan dapat menyebabkan antifertilitas. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarni (2007) dan Eriani dan Widyasari (2011) yang menyatakan mendukung pemberian gingseng jawa yang dikarenakan dapat menaikkan jumlah kadar testosteron pada probandus yang memiliki kadar testosteron rendah dan dapat meningkatkan jumlah spermatozoa dengan catatan penggunaan akar gingseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn) ini dalam batas wajar.
Daftar Pustaka :
Eriani, R & Widyasari. (2011). Potency Of Java Ginseng (Talinum Paniculatum Gaertn.) Root Extract On Quality And Viability Of Mice Sperm .Jurnal Natural, 11(1) : 1-5
Komariah., Arifiantini, R.I., Aun, M & Sukmawati, E. (2020). Kualitas Semen Segar dan Produksi Semen Beku Sapi Pejantan Madura pada Musim yang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 8(1) : 15-21
Riyandhi,M., Arifiantini, R. I. & Purwantara, B. (2017). Kajian Morfologi Spermatozoa Sapi Simmental di Bebeberapa Balai Inseminasi Buatan di Indonesia. Indonesian Journal of Veterinary Science & Medicine, 1(2) : 1-7
Widiyanti, T. (2006). EFEK ANTIFERTILITAS EKSTRAK AKAR SOM JAWA (Talinum Paniculatum Gaertn.) PADA MENCIT (Mus Musculus L.) JANTAN. Bul Penel Kesehatan, 43(3) : 119-128
Winarni, D. (2007). Efek Ekstrak Akar Ginseng Jawa Dan Korea Terhadaplibido Mencit Jantan Pada Prakondisi Testosteron Rendah. Berk Penel Hayati, 12(1) : 153-159