VSC FKH UGM

Kabinet Gamma Lentera | Gema Cipta Gaung Karya

Penelitian

Penelitian

PKM FEST 2024

“Gali Kreativitas, Raih Medali Pimnas”

Pada hari Sabtu, 1 Juni 2024 telah dilaksanakan PKM Fest sebagai salah program kerja Departemen Penelitian Veterinary Science Community (VSC) FKH yang diadakan secara daring lewat zoom meeting berupa webinar penyampaian materi dan diskusi yang disampaikan oleh dua pembicara, yaitu Dr. drh. Vista Budiariati, M.Si. selaku Dosen FKH UGM dan Tabitha Andrea Putri selaku Peraih Medali Emas PIMNAS 2023. Kegiatan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa UGM. PKM Fest sebagai program kerja tahunan bertujuan untuk menambah pemahaman mahasiswa UGM mengenai sepuluh bidang PKM secara umum beserta perbedaannya, mencetuskan ide sesuai bidang PKM dipilih, dan memiliki kontribusi dalam kegiatan PKM. Pada tahun ini, PKM Fest mengangkat tema “Gali Kreativitas, Raih Medali Pimnas”.  read more

Read More
Penelitian

Pelatihan Hewan Laboratorium: Get to Know Laboratory Animal Better: Mice and Rat

Pelatihan Hewan Laboratorium: Get to Know Laboratory Animal Better: Mice and Rat

Pelatihan Hewan Laboratorium atau kerap disebut PHL merupakan program kerja tahunan Departemen Penelitian VSC FKH UGM yang bertujuan meningkatkan kemampuan anggota dalam menangani hewan-hewan laboratorium. Tahun ini, PHL kembali dilaksanakan secara luring dengan tema “Get to Know Laboratory Animal Better: Mice and Rat”

Dilaksanakan pada 15 Oktober 2022 di Laboratorium Hewan FKH UGM, PHL menghadirkan dua orang mentor, yakni Kak Megi dan Kak Tika. Kak Megi dan Kak Tika merupakan alumni VSC FKH UGM yang saat ini sedang menjabat sebagai asisten di Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada. read more

Read More
Penelitian

Kajian mengenai KAP (Knowledge, Attitude, Practice) atau pemahaman, sikap, dan tindakan peternak mengenai PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) di daerah kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Latar Belakang

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan yang penularannya terjadi secara cepat dan menyerang hewan berkuku belah (cloven hoof) seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, unta serta gajah. Hewan yang terinfeksi virus PMK memperlihatkan gejala klinis yang patognomonik berupa lepuh/lesi pada mulut dan pada seluruh teracak kaki. Agen penyebab PMK adalah virus Foot and Mouth Disease (FMDV) yang masuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus (MacLachlan dan Dubovi 2017). Wabah PMK sendiri bukan merupakan hal baru bagi para peternak, sekitar dua abad lalu tepatnya di tahun 1887 silam wabah ini ditemukan dan berhasil diberantas total di tahun 1990 yang telah diakui secara internasional oleh OIE.

Tiga dekade berlalu berada dalam kondisi bebas PMK, Indonesia kembali digemparkan dengan penemuan kasus PMK di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022. Peningkatan kasus PMK terus terjadi setiap harinya dengan rata-rata kenaikan dua kali lipat sejak kasus pertama ditemukan. Menurut penjelasan Kementan (2022) kasus hewan ternak seperti sapi, domba, kambing, dan babi yang terinfeksi PMK di daerah Jawa Timur pada bulan Juni mencapai 115,478 ekor. Kemudian penyebaran PMK hingga 30 Juni 2022 mengalami perluasan hingga ke 19 provinsi di 221 kota/kabupaten Indonesia dengan jumlah hewan sakit mencapai 296.058 ekor, 97.491 ekor diantaranya sudah sembuh, 2599 ekor dipotong secara bersyarat, dan 1.768 ekor telah mati (Kementan, 2022).

Bertambahnya jumlah kasus PMK yang menyerang sangat berdampak pada kondisi kesehatan ternak dan ekonomi para peternak. Hewan yang terinfeksi PMK menurut Tawaf (2017) akan mengalami dampak berupa gangguan reproduksi, penurunan produksi susu, gangguan pertumbuhan, penurunan produktivitas, hingga kematian. Tak jarang ternak yang mengalami infeksi akut disarankan untuk dipotong secara bersyarat atau diamputasi di bagian tubuhnya. Akibatnya peternak mengalami kerugian dengan adanya biaya tambahan berupa biaya pengobatan, biaya pengawasan lalu lintas/karantina, biaya vaksinasi, dan biaya pemotongan/pemusnahan (Tawaf, 2017). Kerugian semakin diperparah dengan ancaman kehilangan pendapatan dikarenakan kehilangan peluang penjualan di dalam negeri maupun luar negeri, penurunan aktivitas pasar, penurunan permintaan konsumsi masyarakat, dan penurunan harga jual ternak akibat kualitas produk yang dinilai kurang berkualitas (Tawaf, 2017). Data terakhir Ombudsman RI menjelaskan bahwa total kerugian peternak Indonesia akibat wabah PMK mencapai Rp 254,45 miliar hanya dalam kurun waktu tujuh pekan sejak terjadinya kasus di Gresik, Jawa Timur dengan Rp 13,77 miliar diperoleh dari kerugian akibat sapi yang mengalami kematian (Widyaning, 2022).

Terganggunya aktivitas ekonomi dan ancaman kerugian ekonomi tak hanya dirasakan oleh peternak melainkan sektor lain yang memiliki keterkaitan erat dengan usaha peternakan khususnya ternak sapi. Sebanyak 120 sektor ekonomi lain mengalami keterikatan dengan produk daging sapi dan memiliki daya ungkit tertinggi dari 175 sektor ekonomi (Tawaf, 2017). Melihat luasnya dampak wabah PMK dalam kehidupan masyarakat perlu adanya upaya pencegahan dan pengobatan terhadap ternak beserta lingkungan sekitarnya. Upaya ini dapat dilakukan melalui kerjasama antara berbagai pihak seperti pemerintah, peternak, dokter hewan, dan masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan dan menghambat penyebaran PMK. Di antara pihak tersebut, peternak menjadi kunci utama dalam menghambat penyebaran penyakit. Pemahaman dan kewaspadaan peternak dalam mengenali gejala PMK dan mencegah terjadinya penyebaran penyakit sangat penting dalam langkah pertama pemberantasan penyakit. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengetahui tingkat pemahaman peternak terhadap PMK sekaligus sikap dan tindakan yang akan dilakukan apabila dihadapkan pada kasus PMK di daerah Sleman, Yogyakarta yang merupakan salah satu zona merah kasus PMK serta merupakan lingkungan tempat tinggal peneliti. read more

Read More
Penelitian

Bedah Jurnal #1: Penyuntikan Tiga Kali Ekstrak Pituitari Selama Induk Sapi Bali Bunting Meningkatkan Bobot Lahir dan Produksi Air Susu

  1. Identitas Jurnal
  • Judul : Penyuntikan Tiga Kali Ekstrak Pituitari Selama Induk Sapi Bali Bunting Meningkatkan Bobot Lahir dan Produksi Air Susu
  • Nama jurnal : Jurnal Veteriner
  • Penulis : Wilmientje Marlene Nalley, Thomas Mata Hine, Petrus Kune
  • Bulan dan tahun terbit : Juni 2021
  • Volume dan nomor : 22, 2
  • Halaman : 271 s.d. 277
  1. Pendahuluan
    Penurunan produktivitas sapi bali mengakibatkan kenaikan angka kematian anak yang mencapai 36 s.d. 50%, rendahnya bobot lahir anak yang berkisar antara 17,33 s.d. 18,00 kg, dan pertumbuhan anak melambat sebesar 0,11 s.d. 0,26 kg/ekor/hari. Padahal, sapi bali tergolong memiliki tingkat kesuburan yang tinggi yaitu 80%. Kasus tersebut terjadi karena faktor perkembangan kelenjar susu yang secara fisiologis dikontrol oleh hormon progesteron. Penelitian sebelumnya telah menggunakan FSH dan LH sintetik untuk merangsang pertumbuhan corpus luteum yang akan menyekresikan progesteron sebagai perangsang pertumbuhan kelenjar susu. Namun, kedua hormon tersebut tidak selalu tersedia ketika dibutuhkan dan harganya sangat mahal. Penelitian kali ini menggunakan ekstrak pituitari (EP) dengan kandungan FSH dan LH alami yang sebelumnya telah digunakan untuk superovulasi mencit, ayam hutan merah, ikan lele dumbo, ikan mas, serta ikan komet. Ekstrak pituitari (EP) juga telah terbukti efektif untuk induksi estrus pada sapi dan meningkatkan kinerja reproduksi kambing lokal serta domba.

Tujuan
Menguji efektivitas pemberian ekstrak pituitari (EP) terhadap produktivitas induk sapi bali yang bunting.
Metode Penelitian

  • Koleksi dan Pengawetan Kelenjar Pituitari
    Hipofisis sapi bali segera diambil setelah dipotong. Dimulai dari tengkorak kepala sapi yang dibelah, otak dikeluarkan, dan kelenjar pituitari yang tertinggal pada sella tursika diambil dan diawetkan secara kering dengan menggunakan aceton p.a. Aseton diganti sebanyak 3 kali selama 8 jam dan pada pergantian terakhir aseton dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, aseton dibuang, lalu diuapkan hingga kelenjar pituitari menjadi kering. Kelenjar pituitari yang telah kering kemudian masukan ke dalam botol gelap dan disimpan pada suhu kamar (28oC).
  • read more

    Read More
    Penelitian

    Press Release Talkshow PIKO x VSC 2022 “Get to Know Bidang PKM”

    Telah berlangsung acara Talkshow dengan tema “Get to Know Bidang PKM” dengan menghadirkan para pembicara yaitu mahasiswa FKH pejuang PKM. Acara tersebut merupakan kolaborasi antara PIKO FKH dengan VSC untuk memersiapkan mahasiswa FKH mengikuti kegiatan PKM 2022. Acara berlangsung pada hari Jumat, 28 Januari 2022 pukul 09.00 – 11.00 WIB via zoom meeting. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC dan sambutan yang disampaikan oleh ketua VSC serta pelaksana. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pemaparan pengalaman seputar PKM dari para pembicara dengan dipandu beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh MC. Sebelum acara berakhir, partisipan diberikan kesempatan untuk bertanya terkait PKM kepada para pembicara.

    Sesi Dokumentasi
    Sesi Dokumentasi

     

    Departemen Penelitian

    VSC FKH UGM

    Kabinet Excelecta

    More info :

    Line : @979hvulb

    Email : vsc.fkh@ugm.ac.id

    Instagram : @vscfkhugm

    Twitter : @vscfkhugm

    Tiktok : @vscfkhugm

    Website : vsc.fkh.ugm.ac.id

    #RestorasiPenalaran

    #VSC2022

     

    Read More